Next Post
IMG_20200502_030406

34 Tahun Khalid Karim dan Khaliza Big Band, Dedikasikan Lagu Untuk Negeri

Jakarta, Voice of Dangdut – Suaranya teduh, santum, kerap senyum saat bicara dan selalu mengayomi itulah Khalid Karim. Artis dan musisi dangdut pimpinan Khaliza Big Band, putra dari penyanyi era tahun 60an.

Berbicara 30 menit dengannya melalui Handphone pada Jumat malam 1/5/2020, Wahed Unoe dari VOD cukup referensi mengulik kisah perjalanan Khalid Karim di blantika dangdut tanah air, walau sekarang jarang tampil di layar televisi namun ia masih tetap eksis recording dan perform off air.

Berikut penuturan khalid tentang darah seni yang mengalir dalam tubuhnya, “abah saya (almarhum) A Karim SAD seorang penyanyi era tahun 60an, seangkatan M.Haris dan Ellya Khadam. Abah mantan Ketua Umum Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia (PAMMI) periode pertama.”

Khalid dan Khaliza Big Band – Bentoel Tour Show DKI, Jabar dan Jateng 1988 – 1989

“Abah adalah sohibnya Ami Oma, kedekatan mereka berdua bagai satu keluarga, bahkan tahun 1985 saya menjadi anak angkat Ami,” Khalid memanggil Ami untuk Rhoma Irama.

Khalid Karim mengisahkan masa kecil tahun 1984 – 1985 sering tidur di kolong mixer studio, ketika Rhoma Irama take vokal rekaman tengah malam hingga pagi.

Peralatan musik tidak asing bagi Khalid, maka itu tak ayal abahnya yang juga artis dan musisi mendirikan grup musik Khaliza pada 28 April 1986. Khaliza singkatan dari nama Khalid dan Zakia nama adiknya.

Boleh diceritakan awal keterlibatan dalam dunia dangdut, “ya Almarhum Abah yang mengajarkan saya bernyanyi dan main musik, saya juga banyak belajar dari Ami Oma. Tahun 1988 saya terpilih sebagai penyanyi cilik terbaik Planet Senen, kalau kategori penyanyi dewasa saat itu juaranya Imam S. Arifin.”

“Tahun 1989 – 1990 saya rekaman lagu Pantun Pinuntun yang kemudian menjadi soundtrack film Jaka Swara,” jelas Kalid Karim yang merasa sangat beruntung karena suaranya menghiasi film Rhoma Irama.

Tidak berhenti sampai disitu, tahun 1993 Khalid mengeluarkan album pertama Pantang Menyerah, dua tokoh yang paling berjasa pada album tersebut Rhoma Irama dan Edi Sud.

Dari kiri : Hawa Karima, Radha mardhatilla, Rhoma Irama, Khalid Karim dan Hj. Fainia

Setahun kemudian 1994 Khalid Karim masuk Finalis Lomba Cipta Lagu Dangdut (LCLD) di Surabaya, kemudian mendapat kesempatan membawakan lagu Gebyar Indonesia Ciptaan Bongky Sudibyo.

“Ada beberapa album saya, diantaranya Pantang menyerah, Laila, Masih Ada Aku dan album religi Berserah Diri. Kalau single ada 2 Pengangguran dan yang terbaru bulan lalu kami rilis judulnya Di Rumah Saja,” jelas pimpinan Khaliza Big Band.

Di rumah saja, sepertinya judul lagu ini terkait anjuran pemerintah kepada warga agar tetap di rumah saja, guna menghentikan penyebaran wabah Virus Corona donk ya “benar, lagu ini khusus saya dedikasikan untuk negeriku tercinta Indonesia yang sedang berduka.”

“Video klip dan produksi rekaman saya kerjakan dalam waktu 8 jam, ini adalah sebuah karya tercepat selama 34 tahun saya berkarir dalam dunia musik,” kata Khalid yang merangkap vokalis, pencipta, pemusik dan sekaligus arranger.

Sentuh gambar nonton video single “Di Rumah Saja”

Penelusuran akun Youtube milik Khalid Karim Channel, video lagu Di Rumah Saja diawali dengan pesan oleh Wantim Pres dan Ketua Dewan Pembina PAMMI HR. Agung Laksono. Apa yang Beliau sampaikan sejalan dengan lirik lagu Di Rumah Saja karya Khalid Karim, sebuah kolaborasi yang baik dalam mengingatkan warga negara menghadapi pandemi Virus Corona di negeri ini. (unoe)

Related posts