Next Post
IMG_20200527_144030

Macan Festival Pernah Kecewa, Kini Reza Menemukan Jalan Sukses

Jakarta, Voice of Dangdut – Gemar menyanyi sejak masa di Sekolah Dasar (SD). Kemudian berlanjut ketika sudah di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), aktif ikut kompetisi hingga Reza Zakarya tumbuh sebagai penyanyi panggung Festival.

Reza Zakarya atau lebih dikenal Reza DA dan akrab dengan panggilan Ejja, menuturkan kisah pengalamannya kepada Wahed Unoe dari VOD beberapa hari lalu.

Menurut pengakuan Reza, Proses awal nyanyi di panggung festival hanya sebuah kebetulan. Di sekolahnya dulu saat kelas 2 SMP menggelar lomba pentas seni, setiap ketua kelas wajib mempersembahkan satu bidang kesenian. “Karena kami tidak mengajukan konsep seni apapapun, akhirnya Ejja dihukum.” Ungkap Reza.

Reza Zakarya : foto instagram @reza_zakarya_daa

“Dari sekian banyak lomba pentas seni saat dapat hukuman itu aku pilih karaoke, sebenarnya nggak punya lagu dan tidak hafal sama sekali, akhirnya Ejja sama mama ke pasar beli VCD lagu Emilia Contessa. Semalaman hafal lirik terus paginya lomba, pada hari itu aku diumumkan masuk grand final,” tutur pria berparas Arab.

“Ketika persiapan jelang grand final, aku dan mama memilih lagu Gulali karya legend Rhoma Irama. Acara grand final di atas panggung di lapangan terbuka disaksikan banyak orang dan seluruh siswa, usai tampil Ejja diumumkan juara 1 se kelas 2 SMP,” ucap Reza yang mengaku dapat hadiah uang tunai Rp 20 ribu.

Berawal dari situlah tumbuh keinginan, keberanian dan semangat untuk ikut banyak festival. Menurut Reza, di kalangannya di Sidoarjo Jawa Timur menyanyikan lagu dangdut pasti dihina, itu dasar kemudian Reza memilih genre pop yang kebetulan memang dikuasainya.

Usai tamat SMA di Sidoarjo, Reza melanjutkan kuliah di tempat kelahirannya di Bandung. “Disinilah hobiku berkembang biak sangat cepat,” ucap Reza tertawa.

Macan Panggung Festival
“Saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek), Ibu Dosen bertanya apakah di sini ada yang bisa nyanyi? Aku langsung tunjuk tangan saya Bu. Mulai dari situlah setiap tahunnya Ejja ditunjuk mewakili kampus ikut ajang Bintang Radio Republik Indonesia (RRI),” cerita Reza bangga.

Reza melanjutkan kisahnya, “sejak 2008, 2009, 2010, hingga kemudian tahun 2012 mulai dapat juara 1 dan mewakili Jawa Barat ke Papua ikut lomba Bintang RRI tingkat nasional.”

Dalam masa 3 tahun di Bandung, Reza sudah dijuluki Macan Festival, sehingga pihak Event Organizer (EO) sebagai penyelenggara mem-blacklist Reza, agar tidak ikut lagi festival, alasannya karena sudah ikut tingkat nasional dan sekaligus memberi kesempatan kepada peserta lain.

Sebagai penyanyi pop nama Reza makin berkibar, apalagi setelah meraih juara 1 lomba Festival Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Nama Reza Zakaria diekspos oleh banyak media, prestasinya diberitakan di sejumlah koran.

Reza mengutarakan kebanggaanya karena matang di panggung festival, “makanya ketika ikut ajang Dangdut Academy Indosiar, Ejja bisa mengatur diri agar tidak nerves, karena sudah terbiasa dengan juri, penonton dan sudah terdidik di panggung kompetisi.”

“Ejja putuskan ikut Dangdut Academy 2 sebenarnya karena putus asa, semua talent search baik pop, dangdut bahkan audisi grup vokal pun sudah Ejja ikuti,” ucap Reza dengan raut wajah sedih mengenang masa-masa itu.

Reza menceritakan pengalaman pahit memburu panggung festival dan trauma mengejar karier sebagai artis. Pernah datang sendiri ke stasiun TV3 Malaysia mendaftar kompetisi Gang Starz, namun ditolak kerena mereka mencari talent Grup Vokal bukan solo, salah seorang juri Almarhum Pak Ngah.

“Untuk mengejar karier banyak produser yang Ejja temui, mereka semua abal-abal, tidak ada hasil sama sekali bahkan Ejja kena tipu. Katanya mau orbitinlah, mau masuk tv tapi kemudian orangnya kabur,” cerita Reza mengenang masa pahit dikerjain produsernya.

Di usia Reza 22 tahun, papanya minta supaya berhenti saja mengejar mimpi sebagai penyanyi dan mulailah mencari pekerjaan tetap. Akhirnya Reza menyerah dan berangkat kerja ke luar negeri, sesampai di sana ternyata pekerjaan yang dijanjikan tidak ada, Reza lagi-lagi kena tipu.

Setelah kembali dari luar negeri Reza mengumpulkan kembali puing-puing semangat, akhirnya bekerja di sebuah pabrik tas di Bandung. Ketika lagi serius kerja ada informasi festival, Reza sering bolos kerja karena ikut festival alasannya kurang sehat.

Kemudian tiba masa audisi Dangdut Academy 1 Indosiar (DA1), “Ejja langsung mencibir program itu jelek dan la la la la gitu. Wow ternyata acaranya luar biasa keren juaranya Lesti. Semangatku ingin terjun kembali setelah melihat audisi DA1 berkelas banget.”

“Tahun berikutnya Indosiar gelar kembali DA2. Mamaku nanya, Rezz nggak ikut audisi lagi Rezz, aku jawab tidak usahlah ma, usiaku sudah 25 tahun dan tidak mungkin diterima,” Reza mengulang percakapan dengan mamanya ba’da magrib yang terus mensupport dan mendoakannya.

Setelah berpikir sebentar dengan modal Rp 20 ribu sisa uang dalam kantongnya, Reza berangkat membeli perbekalan kue, susu dan air mineral. Jam 4 Subuh sudah bergerak dari rumah, tiba di lokasi audisi jam 5 pagi sudah sesak oleh puluhan ribu peserta.

“Antrian dari jam 5  pagi dan baru sampai pagar pemisah (barikade) jam 4 sore, mama selalu menelpon dan menanyakan keadaanku yang sedang sakit kaki karena kecelakaan sebulan sebelumnya,” tutur Reza.

“Setelah masuk ke dalam gedung audisi ada 3 kali penyaringan, Alhamdulillah berjalan lancar bagai hembusan angin saja,” sebut Reza yang malam itu pukul 00.05 Wib dikabarkan melalui telpon bahwa ia lolos ke babak penjurian artis.

Kekuatan doa orang tua ditambah keseriusan dan kesabarannya, proses penjurian artis yang menunggu dari jam 9 pagi hingga jam 9 malam telah menunjukkan hasil, Reza menerima Golden Ticket dan lolos tanpa penyaringan lagi, hingga di akhir audisi Reza mampu meraih Top Four D’Academy 2.

Setalah meraih juara 4 D’A2 pada tahun 2015, Reza kembali berhasil menjadi Runner up D’Academy Asia 3 (DAA3) tahun 2017. Selain sukses di panggung kini Reza juga mendapat kesempatan main sejumlah sinetron FTV, menjadi juri di Liga Dangdut Indonesia (LIDA) 2020 Indosiar dan seabrek aktivitasnya sebagai entertainer.

Apakah Reza pernah keluarkan album atau single, “aku pernah dibuatkan 3 single, Gadis Melayu, Lagu Melayu dan Pergi Tak Kembali, lagu-lagunya keren semua tapi sayang penciptanya nggak pernah tahu dimana keberadaanya sekarang,” ucap Reza yang juga pernah menciptakan sendiri lagu pop judulnya Cintamu Restumu.

Dari channel YouTube resmi Reza Zakarya, diketahui single Pergi Tak Kembali yang diposting beberapa tahun lalu sudah ditonton oleh 2,2 juta pemirsa. Lagunya asik ini linknya https://youtu.be/-NZ3RS5RffE

Rajaku Coffe Jl. Hankam No.364 B Jatimurni, Bekasi

Apa aktivitas sekarang ketika stay at home, “Ejja kembali mengurusi usaha sendiri, selama buka aku nggak pernah full time di sana, sekarang jadi bisa fokus di Rajaku Coffee & Kitchen,” ucap Reza yang juga mengisi waktu mengelola channel YouTube buat Sarana ekspresi diri.

Sebelum akhiri percakapan, boleh sedikit cerita tentang pacar, calon pasangan hidup, targetnya apa dan kapan. “Aku sedang fokus ke arah itu, usiaku sekarang sudah 31 tahun, mama dan abi sudah tua, Beliau menginginkan Ejja ada yang bantuin dan ada yang ngurusin.”

Reza menjelaskan ada beberapa faktor yang tidak bisa dipaksakan, “setelah taaruf kami saling cocok tapi kadang dunia keartisanku bisa menjadi kendala di keluarganya, mereka masih menganggap dunia panggung yang glamor sebagai sisi negatif, padahal kehidupan nyata Ejja tidak seperti itu.”

“Kalau target hmmm Ejaa serahkan kepada Allah, semoga akan dipertemukan dengan pilhan-Nya. Aamin,” Reza menutup dengan doa sembari mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin selamat hari raya Idul Fitri 1441 H. (unoe/rc.putri)

Fitness, physical training, nutrition and health: exercise benefits buy primobolan modal pants for women | site pants

Related posts