
Jakarta, Voice of Dangdut – Sekitar tahun 1995 – 2000an papa sempat vakum lama. Tidak mau membuat karya baru, apapun bentuknya, baik film ataupun lagu. Beliau hanya berdakwah dan menghadiri undangan konser.
Kenapa beliau vakum? Mungkin masih ada yang ingat papa seringkali menyampaikan bahwa Beliau frustasi karna maraknya bajakan yang tak terkendali.

Hak ekonomi para insan seni rontok karena ulah para kapitalis yang memproduksi bajakan yang dibeli beramai-ramai oleh penggemarnya sendiri, memilih beli Compact Disk (CD) atau Digital Video Disc (DVD) bajakan yang lebih murah dari pada yang original.
Perlahan tapi pasti penjualan fisik CD maupun DVD artis penyanyi ataupun film menukik tajam dipasaran, mati suri dan akhirnya mati beneran. Ribuan CD dan DVD original hanya menjadi sampah, padahal didalam itu ada karya manusia yang pantas dihargai.
Zaman pun beralih dari CD DVD ke era digital. Semua orang bisa mendownload ratusan lagu kedalam flash disk atau disimpan kedalam harddisk komputer mereka.
Youtube dan sosmed lainnya adalah media, sama seperti kaset yang berubah menjadi CD, CD kemudian berkembang menjadi media sosial macam-macam, joox, spotify, smule, we sing dsb. Dulu yang namanya bajakan berupa fisik, sekarang bajakan tetap ada tapi medianya yang berubah.

Jika insan seni meminta khalayak untuk stop bajakan dan stop penjualan atribut yang menggunakan foto ataupun logo grup dan sebagainya, mereka sebetulnya sedang berjuang untuk mendapatkan Hak Ekonominya. Terlepas artis papan atas atau bukan tapi mereka layak perjuangkan haknya.
Waktu terus berputar zaman pun berganti, tiba masanya hak yang diperjuangkan diperoleh walau melalui proses panjang. Barakallah. *
*) Debby Veramasari Irama, Pembina DPP FORSA dan Putri Sulung Rhoma Irama.